memoexpos.co – Perjuangan tidak pernah hianati hasil. Begitulah kalimat yang terlontar dari Agung Priyo Utomo, seorang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengajar di Sekolah Luar Bisa (SLB) Negeri Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
Pria kelahiran Mojokerto 1987 ini mempunyai perjuangan yang gigih untuk bisa menjadi guru. Walau ia mengalami tunanetra sejak lahir tak membuatnya patah semangat dalam mengenyam pendidikan perguruan tinggi dan melakukan pengabdian mengajar hingga diangkat menjadi seorang PNS.
Sosok sarjana lulusan pendidikan luar biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini lulus perguruan tinggi pada Tahun 2014.
Sebelum mengajar di SLB Negeri Balongsari, ia mengajar di SLB Negeri Mojokerto. Pada akhirnya ia ditugaskan di Jombang pada Tahun 2021 hingga sekarang.
“SK PNS saya dapatkan pada 1 Desember 2020, penugasannya di SLB Negeri Balongsari, Jombang tanggal 1 Februari 2021,” ujar Agung saat diwawancarai memoexpos.co, Kamis (16/3/2023).
Ia menceritakan, pada saat duduk di Sekolah Dasar (SD), ia masuk di SD umum selama dua tahun, namun akibat tunanetra selanjutnya ia tidak bisa mengikuti kelas selanjutnya mengingat saat itu belum ada sekolah berbasis inklusi.
“Saat itu belum ada layanan sekolah untuk disabilitas. Hingga akhirnya saya pindah ke SLB, sampai jenjang SMP luar biasa dan SMA nya ini saya baru ke SMA umum,” terang Agung.
Dijelaskan dia, bahwa tunanetra yang ia alami merupakan low vision. Banyak hal yang membuatnya dituntut untuk cepat beradaptasi ketika mengajar. Karena menurut Agung, media untuk tunanetra tidak sebanyak media bagi manusia normal pada umumnya bahkan disabilitas lainnya.
“Tunatetra medianya itu harus ditimbulkan. Contohnya alat peraga misal bukan tunanetra dengan gambar cukup tapi untuk tunanetra harus media yang timbul bisa diraba,” jelas Agung.
“Alhamdulillah saat ini sudah ada laptop bicara, sehingga memudahkan tunanetra untuk media pembelajaran. Disini alhamdulillah siswa tunanetra sudah bisa mengoperasikan microsoft office,” pungkasnya.