memoexpos.co – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jombang Donny Anggun mengajak para warga untuk melestarikan tradisi Nahdlotul Ulama.
Pernyataan itu disampaikan saat mengawali sambutannya pada acara Lailatul Ijtima’ dan halal bihalal yang digelar oleh Ranting NU Plandi Jombang. Pada Sabtu malam (21/5/2022).
“Ini merupakan tradisi yang luar biasa, forum seperti ini memang sangat diperlukan dan harus dilestarikan,” ujar Politisi muda PDI Perjuangan Kabupaten Jombang ini.
Menurut Donny, kegiatan positif serta menjalin silaturahmi memang penting, disamping mempererat tali persaudaraan, juga sebagai ajang diskusi atas kondisi yang terjadi disekitar.
“Forum seperti ini selain mempererat tali persaudaraan, juga sebagai forum diskusi atas kondisi sekitar guna mencari solusi yang terbaik, seperti forum sambung rasa,” ucap Donny.
Dimomen bulan syawal ini, ia juga menyampaikan permohonan maaf atas segala khilaf baik sengaja maupun tidak. “Saya atas nama pribadi, di bulan syawal ini mohon maaf lahir dan batin kepada bapak ibu semua, semoga ajang silaturahim ini bisa terus terjaga,” ucapnya.
Bertapatan pada moment hari kebangkitan nasional, Donny juga mengajak masyarakat agar bangkit dari keterpurukan akibat pandemi serta bangkit dari belenggu pemikiran radikalisme menuju bangkitnya bangsa Indonesia.
“Alhamdulillah sekarang Covid-19 sudah longgar, Pemerintah sudah melonggarkan kegiatan, mari kita bangkit dari keterpurukan akibat pandemi dan bangkit dari keterpurukan akibat pemikiran radiklisme, kita buang jauh-jauh pemikiran radikal, hal itu bisa merusak bangsa ini,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Plandi Dwi Priyanto sampaikan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan lailatul ijtima’ ini.
Ia juga mengajak masyarakat agar selalu melestarikan tradisi yang telah dicontohkan oleh para ulama Nahdlotul Ulama terdahulu.
“Patut kita lestarikan, ini merupakan tradisi ulama NU terdahulu, tradisi positif patut dilestarikan,” ujarnya.
Kegiatan ini, kata Dwi, merupakan kegiatan rutinan 35 hari sekali atau masyarakat kerap menyebutnya dengan istilah selapan.
“Ini merupakan kegiatan rutinan yang dilakukan selama 35 hari sekali atau selapan,” pungkasnya.
Pantauan memoexpos.co dilokasi, kegiatan yang digelar di Mushollah Al-Jadid, RT.22 RW.05 Desa Plandi ini dihadiri sekitar 300 orang, diisi dengan tausiyah oleh KH. M. Nur Habibullah asal Pule, Peterongan dan ditutup dengan santunan anak yatim dan kaum dhuafa. (Rur/Bay/Sy)