memoexpos.co – Kenaikan BBM berpotensi menjadikan sejumlah kebutuhan pokok ikut naik.
Masyarakat bawah seperti tukang becak, kuli panggul, hingga pekerja serabutan nampak gulung-kuming menghadapi realita saat ini.
Apalagi, masyarakat Indonesia masih belum usai berperang melawan Pandemi Covid-19, yang seharusnya masyarakat masih membutuhkan pemulihan ekonomi.
Sebenarnya, presiden membuat kebijakan kenaikan harga BBM bukan tanpa alasan, padahal saat ini harga minyak dunia sedang turun.
Alasan yang dianggap paling prinsipil untuk dijadikan legitimasi harga BBM tetap nai, yakni dengan dalih anggaran subsidi BBM dialihkan digunakan untuk memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
Kendati demikian, penulis berpandangan bahwa, pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM, akan tetapi pemerintah harus mengawal bahkan membentuk tim khusus untuk mengontrol agar subsidi BBM bagi masyarakat kecil tepat sasaran.
Pada prinsipnya pemerintah menaikkan harga BBM ini sebenarnya karena mengurangi subsidi alokasi untuk BBM, namun apabila hal itu tidak tepat sasaran ya sama saja tidak efektif dan bukan kebijakan yang solutif.
Oleh karenanya, lebih baik pemerintah membentuk timsus untuk mengawal, memantau, memotoring agar subsidi BBM bagi masyarakat kecil tepat sasaran, daripada membuat kebijakan menaikkan harga BBM yang justru menjadikan masyarakat kecil pontang-panting.
Penulis : Muhammad Masrur, ST