Festival Batu Gilang Tampilkan Berbagai Pertunjukan Budaya

502

memoexpos.co – Pemerintah Kabupaten Jombang berikan apresiasi kegiatan Festival Batu Gilang yang didalamnya menampilkan berbagai pertunjukan budaya,

“Festival Batu Gilang merupakan pendukung dan pendorong Desa Mojokrapak serta sebagai contoh Desa lainya yang menjadikan festival kebudayaan sebagai inspirasi pelestarian dan menjaga warisan leluhur.”

Hal itu disampaikan oleh Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab, saat membuka kegiatan Festival Batu Gilang, di Petilasan Batu Gilang, Dusun Gilang, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Minggu (08/12/2019).

Hadir pada kesempatan itu, Bupati Jombang, jajaran forkopimda, jajaran forkopimcam kecamatan tembelang, kepala desa mojokrapak berserta masyarakat.

Mundjidah Wahab juga menyampaikan kepada seluruh Desa dam OPD di pemerintahan daerah Kabupaten Jombang harua memiliki terobosan baru, kegiatan ini bukan hanya sebagai event daerah saja, melainkan bisa menjadi event provinsi bahkan nasional.

Festival Batu Gilang ini bukan berarti memuja batu, melainkan bentuk refleksi menghargai alam, menjaganya, karena Alam ini merupakan ciptaan Tuhan.

Senada dengan Lesbumi Pusat, Abdullah Wong juga menuturkan, bahwa setiap benda ciptaanNya perlu untuk dihormati atau dirawat, namun harus pada tempat dan porsinya dan tidak boleh berlebihan.

Sedangkan menurut Kepala Desa Mojokrapak, Warsubi menjelaskan, Bahwa kegiatan ini merupakan wisata edukatif ide dari pemuda Dusun Gilang Desa Mojokrapak yang menjadikan Petilasan Batu Gilang sebagai wisata.

Warsubi juga memberikan penjelasan terkait sejarah Batu Gilang yang ada di Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang ini.
Menurutnya, Petilasan Batu Gilang ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka, bahkan para leluhur yang babat alas Desa Mojokrapak dinulai dari Dusun Gilang, tepatnya di Petilasan Batu Gilang, selain itu juga sebagai tanda peperangan Ronggolawe yang terjadi di sungai Tambakberas yang masyarakat banyak lari ke Gilang yang dulunya masih merupakan hutan yang sangat lebat, dulu para pejuang banyak yang menyembunyikan diri ke Dusun Gilang, dari kejaran Belanda, saat itu juga dimukai babat alas hingga ke pohon mojo yang rapak, sehingga tercipta nama desa Mojokrapak.

Sejarah tersebut telah ditulis, namun belum dipublikasi, sejarah tersebut dicatat dari berbagai narasumber, yang nantinya harus jelas asal usulnya dan telah dibukukan yang nanti akan segera dipublikasikan ke masyarakat. Pungkasnya(syaif)