JOMBANG – Sebanyak ribuan tukang becak di Jombang, Jawa Timur rela mengantre panjang hingga berjam-jam demi mendapatkan zakat dari pengusaha potong ayam terkenal di Kota Santri yang kini menjabat sebagai Bupati.
Bahkan, beberapa di antaranya sudah mengantre sejak sehari sebelumnya dan memilih tidur di atas becaknya agar bisa mendapatkan posisi terdepan saat pembagian zakat berlangsung.
Pembagian zakat berlangsung di kediaman keluarga besar Bupati Jombang Warsubi dan Agung Wicaksono, berlokasi di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, yang setiap tahunnya telah rutin menggelar kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian di bulan suci Ramadhan.
Sebelum menjabat sebagai Bupati Jombang Warsubi dikenal dengan sosok yang dermawan. Tak jarang masyarakat menunggu momen-momen seperti ini untuk mendapat beras dan uang.
Pantauan di lokasi, ribuan tukang becak memenuhi halaman rumah Warsubi dan Agung, menunggu giliran menerima zakat berupa beras dan uang tunai. Mayoritas mereka yang mengantre para tukang becak yang telah memasuki usia senja.
Untuk memastikan pembagian tertib, panitia mewajibkan penerima zakat menunjukkan kartu identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Awalnya hanya diperuntukkan bagi warga Jombang, pembagian zakat ini juga menarik perhatian tukang becak dari luar daerah, seperti Lamongan, Kediri, dan Mojokerto.
Diperkirakan, lebih dari 2.500 tukang becak menerima zakat dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai kecamatan bahkan ada yang dari luar Kabupaten Jombang.
Menurut Warsubi, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang telah menjadi tradisi setiap pertengahan bulan Ramadan.
“Kegiatan ini sudah menjadi tradisi tahunan bagi keluarga kami setiap pertengahan Ramadhan. Kami ingin berbagi keberkahan kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Warsubi diwawancarai di lokasi, Sabtu (15/3/2025).
Menurutnya, pembagian zakat ini diperkirakan menghabiskan dana mencapai belasan miliar rupiah.
Salah satu penerima zakat, Munidin (54) mengaku senang mendapatkan zakat dari Warsubi, ia mengaku sudah tiga kali mengikuti kegiatan ini. Setiap tahun, ia rela datang lebih awal dan tidur di becaknya agar bisa mendapatkan zakat.
Munidin berharap besar pada kegiatan ini, sebab, disebutnya sangat membantu keluarganya, terlebih untuk kebutuhan menjelang Lebaran.
“Alhamdulillah, ini sangat membantu. Beras dan uang ini akan saya gunakan untuk kebutuhan keluarga menjelang Lebaran. Harapannya bisa terus setiap tahun,” pungkasnya.