memoexpos.co – Sebanyak 34 desa di Kabupaten Jombang masuk kategori rawan bencana.
“34 desa itu berada di delapan kecamatan, masing-masing Kecamatan Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Mojoagung, Sumobito, Kabuh, Plandaan dan Kecamatan Ngusikan,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Jombang Bambang Dwijo kepada sejumlah wartawan, Senin (24/10/2022) kemarin.
Bambang menyebut, bencana yang berpotensi terjadi di lokasi tersebut beragam, mulai banjir, tanah longsor, angin puting beliung hingga kekeringan.
Menurut Bambang, kategori kawasan rawan bencana juga ada klasifikasinya, mulai dari kategori rawan bencana tinggi, sedang, hingga rendah.
“Untuk kawasan dengan rawan bencana tinggi di Kabupaten Jombang terdapat di 34 desa, sementara yang sedang dan rendah ada 70 desa,” bebernya.
Bambang mengaku, dalam menghadapi cuaca ekstrim 2022 ini, pihaknya sudah mempersiapkan beberapa antisipasi menghadapi bencana. “Kami konsentrasi dalam mengantisipasi bencana. Hal ini dibuktikan dengan salah satu program prioritas Bupati Jombang, menurunnya indeks risiko bencana Tahun 2020 sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah,” jelas dia.
“Beberapa personel, peralatan juga kami siapkan, pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK) juga sudah ditingkatkan. BPBD juga membentuk desa tangguh bencana di 29 titik sepanjang aliran Sungai Konto,” sambungnya.
Dijelaskan olehnya, alokasi BPBD Jombang pada Tahun 2022 ini sekitar Rp 7 miliar.
Kendati demikian, menurut dia jika penganggaran itu tidak cukup, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur atau di BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
“Alokasi BPBD Jombang pada 2022 sekitar Rp 7 miliar. Tapi seandainya penganggaran itu tidak cukup, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jatim atau di BNPB,” pungkasnya.