memoexpos.co – Dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan, Pemerintah Kabupaten Jombang melakukan tradisi megengan. Namun pelaksanaanya sedikit berbeda dari dua tahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19.
Di depan awak media, Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan bahwa sudah dua tahun megengan di Kabupaten Jombang dilaksanakan secara berbeda karena pandemi yang tak kunjung usai.
“Kami setiap tahun sudah rutin sejak delapan tahun. Namun sejak covid dua tahun ini kami laksanakan di Pendopo. Biasanya kita lakukan kirab gunungan apem dari Ringin Contong ke Alon-alon,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Kabupaten Jombang, Senin (12/4/21).
Megengan tahun ini digambarkan dengan adanya gunungan kue apem sebanyak 1.442 dengan ketinggina kurang lebih lima meter. “Jumlah dipilih 1.442 karena tahun ini tahun 1.442 Hijriyah jadi kami sesuaikan,” katanya.
Pemilihan apem sebagai icon megengan juga tidak lepas dari sejarah yang sudah ada sejak jaman Sunan Kalijaga. Megengan berasal dari kata megeng yang berarti menahan, sedangkan kue apem sendiri berasal dari kata Afuun yang berarti maaf atau ampunan.
Dari tradisi megengan ini, diharapkan masyarakat senantiasa terdorong untuk selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta dan menahan hawa nafsu.
Dalam kondisi pandemi, Mundjidah tetap menghimbau masyarakat tetap mematahui peraturan pemerintah sesuai surat edaran dari Kementrian Dalam Negeri.
“Nanti kan ada surat edaran. Kalau sudah datang kita lanjutkan sesuai dengan aturan dalam Surat Edaran Mentri Dalam Negeri. Untuk himbauan tetap tidak mudik. Kecuali ada izin dan hal-hal yang tidak terkendali,” pungkasnya. (Ahza)