H Rifai : Santri yang Sudah Diwisuda Dituntut Menjadi Manusia Qurani

356

memoexpos.co – Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussalam terletak di Jalan Diponegoro No. 34 RT 1 RW 6, Desa Gondek, Mojowarno, Jombang, menggelar Wisuda Hafid Qur’an ke V Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darusalam Dusun Ngelo Desa Gondek Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Ketua panitia wisuda H.Hisbuloh yang juga sebagai kepala desa Gondek, Dihadiri oleh H. Ahmad Rifa’i, KH. Musta’in Syafi’i, Hj. Ucik Nurul Hidayati, Camat Mojowarno Arief Hidajat, Koramil Mojowarno, KUA Mojowarno, MWC. NU Tanfidziyah Mojowarno. Minggu (30/8/2020)

H. Rifa’i dalam sambutannya menyampaikan, mulai saat ini tanggungjawab telah berada di pundak para hafidz. Tantangan hafidz yang pagi ini diwisuda adalah dituntut untuk dapat menjadi manusia yang qur’ani, bukan yang hafal quran tetapi yang menerapkan isi Al-Quran dengan istiqomah, dengan berharap mendapatkan syafaat dari Allah SWT.

“Tawaduklah kepada Kyai yang telah membagikan ilmunya kepada kalian. Serta mencari keridhoan orang tua, dengan berbakti. Saya menceritakan kisah Abu Dahdah, ingin memberikan pesan kalian harus memulai menjadi manusia yang mencintai Allah dan Rosul,”

Diakhir sambutannya Rifa’i akan memberikan reward, bagi Wisudawan Hafidz terbaik, mulai dari terbaik urutan 1 sampai terbaik urutan 6 reward tersebut berupa pemberangkatan umroh dengan catatan apabila ketika program umroh telah dibuka kembali.

Perlu diketahui Pondok yang didirikan pada tanggal 17 Mei 2015, pada 28 Rajab 1436 H dengan pengasuh KH. M. Hatta Qodir saat Wisuda Hafid Qur’an ke V, adapun jumlah wisudawan sebanyak 69, dengan kehadiran 59 wisudawan, yang terbagi 25 wisudawan Putra dan 44 wisudawan Putri.

Menurutnya, Target Ponpes Pesantren Tahfidzul Qur’an Darusalam yang ingin dicapai pada Pesantren menyelesaikan 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, serta mencetak para hafidz sejak usia dini.

Lanjut KH. Hatta, Santri sedikitnya membaca 5 juz dalam waktu sehari secara Tartil, salah satu cara menjaga Al-Qur’an sebagai bentuk ketaatan santri dalam menjaga Al-Quran

Sedangkan santri yang menghafal Al-Quran harus dicermati, di amati, dan dirasakan, sehingga memacu kerja panca Indra pada tubuh manusia bekerja secara maksimal, Proses itulah yang menyebabkan segala memori yang masuk kedalam otak akan diproses dan bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Setelah diwisuda para santri diharapkan mampu mengamalkan ilmunya ketika terjun ke masyarakat, sehingga berguna bagi orang tua, kyai, Nusa dan bangsa. Pungkasnya (bay)