memoexpos.co – Pandemi covid 19 yang sedang melanda di Indonesia Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Jombang kerja bareng dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur untuk sosialisasikan tanaman hidroponik dan Program Kampung Iklim (Proklim) bertempat di balaidesa Gedung Ombo kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Selasa (4/8/2020)
Di samping itu APTI juga melampirkan sebuah surat dari hasil rapat DPC APTI pada tanggal 17 Juli 2020 dengan nomor: 05/DPC/VII/2020 tentang permohonan atau usulan pengadaan Alsistan berupa alat mesin rajang kepada Dinas Pertanian Kabupaten Jombang untuk penunjang menghadapi proses musim panen tembakau yang segera datang
Kegiatan dihadiri oleh Sulistyowati dari tata lingkungan Perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Dr. Sudarmaji dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Dr Suyono dari Praktisi Lingkungan Hidup serta di hadiri oleh 28 anggota APTI dari Kecamatan Ploso, Plandaan, Kabuh, Kudu dan Ngusikan.
Acara di buka oleh Kepala Desa Gedong Ombo yakni Lasiman juga sebagai Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang. Ia menyampaikan, Tembakau adalah mayoritas menjadi usaha bagi masyarakat di daerah utara brantas yang mencakup 5 kecamatan di kabupaten jombang yaitu Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ngusikan, Kudu dan Ploso”, jelas Lasiman
“Kedepannya APTI akan melakukan banyak program seperti akan mendatangkan tim dan nara sumber yang lain guna perkembangan dan peningkatan petani tembakau”, ucaonya
Lasiman menyampaikan Terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur terkait dengan adanya kegiatan ini, semoga ilmu yang di dapat dari pertemuan ini dapat diterapkan ke 5 kecamatan yang ikut dalam Anggota APTI dan lingkungan sekitarnya.
“Untuk luasan tembakau di utara Sungai Brantas sendiri sekitar 5.304 Hektar.terdiri dari tembakau jenis Jinten luasnya sekitar 3.700 Hektar, jenis Rejeb luasnya sekitar 1.320 Hektar, dan jenis Manilo luasnya sekitar 265 Hektar.” ujar Lasiman
Perkembangan tanaman tembakau di Kabupaten Jombang sendiri cukup banyak walaupun dalam kondisi pandemi Covid seperti saat ini pangsa pasar tembakau yang berasal dari Jombang sudah sampai ke daerah Temanggung Jawa Tengah.”tutur Lasiman
Ditempat sama Sulistyowati perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur menyampaikan,” Alhamdulillah masyarakat antusias berminat dalam program ini,setelah ini akan diadakan pelatihan agar masyarakat tau bagaimana mempraktekkan kemudian mengedukasikan pada masyarakat sekitarnya dengan harapan kegiatan pembelajaran ini berkesinambungan untuk bagaimana masyarakat mengembangkan diri secara langsung atau tidak langsung.”
“Tujuan di pelatihan hidroponik ini sendiri adalah guna pengembangan Program Kampung Iklim (PROKLIM) yang di programkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karna dengan sistem hidroponik ini tidak memerlukan ruang yang luas dengan biaya minimal tetapi hasil yang maksimal, hasil dari penanaman dengan sistem hidroponik sendiri betul-betul jauh dari bahan-bahan kimia karna menggunakan pupuk organik yang berasal dari sisa hasil tanaman tembakau yang terbuang seperti dari bunga tembakau yang tidak terpakai, batang-batang tembakau, daun-daun tembakau yang sudah di pilah-pilah dan di lebur supaya menciptakan lingkungan bersih.” tutur Setyowati
“Program ini di danai dari dana cukai ini udah di berlangsung dari tahun 2018 dan sudah di lakukan di beberapa daerah lain di Jawa Timur seperti di Pamekasan, Tulungagung, Bondowoso, Bojonegoro, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Mojokerto dan Jombang.”ujar Setyowati kembali
Sementara itu Lasiman Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Jombang berharap sebagai organisasi bisa tetap kompak agar dapat melaksanakan program-program dengan baik,sehingga bisa bermanfaat untuk petani dan semua elemen pertembakauan termasuk warga masyarakat sekitarnya.” ungkapnya
Sedangkan ditempat sama Dr Sudarmaji dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya menyampaikan tujuan utama dari kegiatan ini membentuk Program Kampung iklim (PROKLIM) dengan wacana desa wisata tetap menerapkan standart Protokol kesehatan
Parameternya dari Proklim merujuk kepada Kementrian lingkungan Hidup tentang menciptakan ketahanan pangan berbasis lingkungan dan menunjang untuk program Desa Tangguh Covid 19. Karna Proklim sendiri salah satunya menciptakan tangguh dalam gizinya dengan cara sistem penanaman hidroponik.” papar Sudarmaji
Desa Gedong Ombo cukup berpotensi menjadi salah satu Progran Kampung Iklim karna sumberdaya masyarakat cukup mumpuni sehingga kampung ini menjadi lebih produktif dan mengelola lingkungan secara partisipatif.
Menurut Dr Suyono selaku Praktisi Lingkungan sekaligus penerima penghargaan tropi Proklim tahun 2018 dari Kementrian Lingkungan Hidup menyampaikan, untuk program penanaman secara hidroponik itu juga bisa di gunakan untuk penanaman buah,sayuran dan bunga.keunggulan dari hidroponik ini sendiri ongkos tenaga kerjanya lebih kecil,hasil dari tanamannya sendiri lebih cepet panen,lebih sehat karna tidak menggunakan pestisida
Dr Suyono menyampaikan juga dengan sistem hidroponik ini menjawab tantangan terhadap ketahanan pangan untuk lokasi-lokasi yang minim lahan tetapi bisa tetap memiliki hasil yang bagus seperti di perkotaan (bay)