
memoexpos.co – Mimisan merupakan kondisi pendarahan yang terjadi di rongga hidung. Dalam dunia medis, memisan disebut epistaksis. Bagi masyarakat yang sering mengalami mimisan simak cara mengatasinya.
Menurut dr. Kihastanto, Sp. T.H.T.K.L yang merupakan dokter spesialis THT yang dimiliki oleh RSUD Jombang memberikan informasi seputar epistaksis hingga cara menanganinya agar masyarakat paham dapat melakukan tindakan yang tepat pada saat mengalami mimisan.
Pada program Humas RSUD Jombang menyapa, dr. Kihastanto membeberkan fakta jika dari sekian banyak kejadian mimisan, hanya 10 persen kejadian yang perlu penanganan medis. Dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) itu menyebut masyarakat dapat mengatasi mimisan dengan beberapa cara.
“Mimisan perdefinisi adalah perdarahan yang berasal dari rongga hidung, secara statistik kejadian Epistaksis 90 persen bisa berhenti sendiri dan 10 persen perlu penanganan medis. Epistaksis ini sebetulnya bukan suatu penyakit tapi suatu gejala yang menandakan sesuatu kelainan pada tubuh,” kata dr. Kihastanto, Kamis (31/8/2023).
Ia juga membeberkan beberapa faktor penyebab mimisan. Perlu diketahui kasus mimisan paling sering terjadi pada anak anak.
“Kasus epistaksis paling banyak dialami anak-anak karena ada salah satu faktor idopatik (penyebabnya tidak di ketahui) dan itu monopoli dari usia anak-anak, penyebab epistaksis itu di bagi 3 golongan besar yaitu faktor idopatik, faktor lokal dan faktor umum,” tambahnya.
Sebagai dokter spesialis THT ia pun memberikan beberapa cara melakukan penanganan pertama jika mengalami mimisan. Masyarakat dapat melakukan penanganan secara mandiri dan bisa dilakukan fi fasilitas kesehatan atau Rumah Sakit.
“Dalam tindakan menanggulangi epistaksis atau mimisan ini ada dua, yaitu tindakan yang dapat dilakukan di rumah dan tindakan yang dilakukan di fasilitas kesehatan atau rumah sakit, untuk penangan di rumah bisa dengan cara duduk tegak sedikit condong ke depan dan menjepit daerah 1/3 depan hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk, bisa di lakukan sekitar 5 menit sampai 15 menit dan bisa dilakukan beberapa kali,” terangnya
“Kalau memang dengan cara seperti itu tidak mampet bisa di lakukan cara yang ke dua yaitu dengan menghancurkan es kemudian di masukan plastik lalu di kompres pada pipi dan hidung, juga bisa dengan air es di buat kumur di arahkan ke tenggorokan, jangan di telan, kalau masih tetep tidak berhasil harus ke fasilitas kesehatan,” lanjutnya.
Jika membutuhkan penanganan lebih lanjut, dr. Kihastanto mengatakan bahwa saat ini di Poli THT RSUD Jombang siap melayani pasien dengan beberapa fasilitas unggulan yang ada di Poli THT.
“Alat audiometri tersedia di Poli THT RSUD Jombang lengkap dengan ruang kedap suaranya dan belum ada di rumah sakit lain di wilayah Kabupaten Jombang ini, kecuali rumah sakit Surabaya dan Malang. Alat ini berfungsi untuk memeriksa status pendengaran yang bermanfaat untuk mengetahui tipe gangguan pendengaran atau untuk setting alat bantu dengar bila dibutuhkan,” tuturnya.
Sebagai informasi, untuk pelayanan Poli THT sendiri dapat diakses setiap hari Senin – Jum’at. Untuk hari Senin – Kamis jam buka loket pendaftaran dimulai pukul 07:00 – 12:30 WIB, khusus hari Jum’at buka pukul 07:00 – 11:00 WIB.