Remaja Jombang Diperkuat Jadi Agen Perubahan Pencegahan Stunting

6
Remaja di Jombang didapuk menjadi agen perubahan pencegahan stunting. (memoexpos)

JOMBANG– Peran strategis generasi muda dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia menjadi sorotan utama.

Dosen dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Jombang menginisiasi program yang membekali remaja Jombang sebagai agen perubahan untuk mencegah masalah gizi kronis ini.

Kegiatan tersebut dikemas dalam seminar bertajuk ‘Optimalisasi Remaja dalam Membangun Generasi Sehat Tanpa Stunting’ yang berlangsung di Pawon Djowo, Desa Denanyar, Kecamatan Jombang, pada Minggu (28/9/2025).

Edukasi Dini Kunci Lahirkan Generasi Sehat

Koordinator Kegiatan dari Universitas Airlangga, Candra, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai pemerintah.

Tujuannya, sambung dia, adalah membekali remaja dengan pengetahuan komprehensif tentang gizi, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga sejak dini.

“Kegiatan ini penting untuk mengedukasi remaja agar mereka memahami peran vitalnya sebagai generasi penerus sekaligus calon orang tua. Kami berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting,” ujar Candra.

Senada dengan itu, perwakilan dari BKKBN Kabupaten Jombang, Veni Istiani, menegaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai dari kesadaran keluarga dan masyarakat.

“Kesehatan generasi mendatang ditentukan dari kesadaran hari ini. Stunting di Jombang perlu dicegah sejak dini melalui peran keluarga dan masyarakat,” kata dia.

Kesehatan Reproduksi dan Kesiapan Calon Pengantin

Tim dosen Unair secara khusus menyoroti pentingnya edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja. Pengetahuan ini dinilai krusial agar remaja dapat mempersiapkan diri sebagai calon pengantin yang sehat dan mampu merencanakan pernikahan secara matang untuk membangun keluarga berkualitas.

Pemateri dari Unair, Haryono, menjelaskan bahwa esehatan reproduksi remaja menjadi kunci dalam pencegahan berbagai masalah, termasuk stunting.

“Remaja dengan pengetahuan dan perilaku sehat akan lebih siap menjalani peran sebagai calon orang tua yang mampu melahirkan generasi unggul,” kata dia.

Hal ini didukung oleh pemateri lain, Sylvie Puspita, yang menambahkan bahwa kesiapan calon pengantin mencakup pemahaman akan pola makan sehat, perencanaan pernikahan, serta tanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak di masa depan.

“Stunting bukan sekadar persoalan gizi, tetapi juga soal kesiapan membangun keluarga yang sehat sejak awal,” tegas Sylvie.

Ia juga optimis bahwa stunting dapat dicegah, bahkan tinggi badan anak dapat lebih tinggi dari orang tua yang stunting, asalkan kebutuhan gizinya terpenuhi secara tepat.

Optimalisasi Protein Hewani untuk Gizi Seimbang

Selain isu reproduksi, seminar juga menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi seimbang, terutama dari sumber protein hewani seperti ikan.

M. Nur Ghoyatul Amin, pemateri terakhir dari Unair, menyoroti potensi Indonesia sebagai negara maritim dalam pemenuhan gizi masyarakat.

“Asupan gizi yang seimbang bukan hanya mencegah stunting, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan produktif. Pemanfaatan ikan laut maupun ikan air tawar hasil budi daya sangat penting untuk ukung kebutuhan protein harian,” jelas Amin.

Ia juga menekankan bahwa pemenuhan gizi sejak masa remaja hingga kehamilan sangat menentukan kualitas generasi yang akan dilahirkan.

Seminar ditutup dengan diskusi interaktif yang melibatkan puluhan remaja dari berbagai wilayah di Kabupaten Jombang, menunjukkan antusiasme generasi muda dalam mencari solusi dan menghadapi tantangan pencegahan stunting di lingkungan mereka.