JOMBANG – Ratusan Kader Banteng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur semarakkan Bulan Bung Karno dengan sederet kegiatan edukatif.
Seperti pada Minggu (22/6/2025), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabupaten Jombang menggelar doa bersama dan festival kuliner nusantara bertema makanan pendamping beras.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jombang, Donny Anggun mengatakan, kegiatan yang berlangsung di kantor DPC ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Bulan Bung Karno.
“Pada 1 Juni kita upacara bendera memperingati Hari Lahir Pancasila, lalu 6 Juni kita adakan sarasehan bertema perempuan berdaya. Tanggal 21 kemarin, kami ziarah ke makam Bung Karno di Blitar bersama kader partai dan satgas. Hari ini, puncaknya kita gelar lomba kuliner Nusantara dengan tema makanan pendamping beras,” kata Donny Anggun saat diwawancarai.
Politisi muda yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jombang itu menambahkan, lomba kuliner ini mengusung konsep bahan makanan pengganti beras, seperti singkong, jagung, dan bahan lokal lain yang memiliki fungsi serupa sebagai sumber karbohidrat.
“Kita tidak lombakan masakan dari beras, tapi dari bahan lain yang fungsinya sama. Misalnya singkong, jagung, dan lain-lain. Kita ingin mengenalkan alternatif pangan kepada masyarakat agar tidak tergantung beras,” jelasnya.
Peserta lomba berasal dari kader-kader Banteng perempuan di 21 kecamatan se-Kabupaten Jombang. Dari hasil penjurian, terpilih enam juara: juara 1 Kecamatan Megaluh; juara 2 Kecamatan Tembelang; juara 3 Kecamatan Kudu; harapan 1 Kecamatan Sumobito; harapan 2 Kecamatan Ngusikan; dan juara harapan 3 Kecamatan Jombang.
“Kami memang mengutamakan partisipasi kader perempuan agar mereka bisa berkreasi sesuai tema. Ini juga bagian dari semangat pemberdayaan perempuan,” terangnya.
Donny menandaskan, semangat mencintai kuliner lokal ini juga sejalan dengan Bung Karno yang dikenal menyukai masakan Nusantara. Ia bahkan pernah menulis buku tebal tentang kuliner Indonesia.
“Ini juga bagian dari upaya kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras dan bahan pangan impor seperti gandum. Banyak bahan pangan lokal yang bernutrisi dan layak dikonsumsi. Kita ingin masyarakat kembali mengapresiasi kekayaan pangan nenek moyang kita,” tandasnya.