Lebih dari Tasamuh, Gereja di Mojokerto ini Bagi 5.000 Parsel Lebaran

32
Lansia di kursi roda dibantu polisi saat mengambil parsel lebaran di GBI Rock Kota Mojokerto. (Ipul)

MOJOKERTO – Lebih dari toleransi, jemaat gereja di Kota Mojokerto bagikan 5.000 parsel lebaran kepada umat muslim pada Sabtu (22/3/2025) pagi.

Program itu diinisiasi oleh Gereja Rock, salah satu Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang berlokasi di Jalan Mojopahit, Kecamatan Margersari, Kota Mojokerto.

Pantauan media ini saat waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB, sejumlah warga nampak antre di trotoar jalan untuk mengambil parsel tersebut.

Mereka yang didominasi para lansia dan ibu-ibu ini duduk di trotoar sembari memegang kupon hingga pintu Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rock dibuka pada pukul 08.00 WIB.

Ada yang mendatangi gereja menggunakan sepeda angin, becak, sepeda motor hingga didorong menggunakan kursi roda. Petugas polisi lalu lintas juga nampak berjibaku mengamankan arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan di jalan satu arah tersebut.

Tepat pukul 08.00 pintu utama gereja dibuka oleh panitia. Masyarakat penerima parsel dipandu polisi dan tentara dengan tertib berjalan berbaris untuk menukar kupon dengan kotak bingkisan yang berisikan sembako itu.

Jemaat gereja saat menuntun lansia mengambil paket bingkisan parsel lebaran. (Ipul)

Suasana keakraban antar umat beragama kian kental saat umat muslim yang menerima berucap Alhamdulillah di depan panitia gereja yang menyahutinya dengan senyuman dan saling doa.

Tak hanya disitu, pemandangan toleransi ini kuat kuat saat jemaat gereja ikut menuntun para lansia yang mengantre. Bahkan, jemaat gereja bersama TNI Polri turut membantu lansia muslim yang duduk di kursi roda untuk mengambil bingkisan.

“Alhamdulillah nak, terimakasih,” ucap Suparni (68) seorang lansia perempuan usai mendapat bingkisan sembako.

Doa lintas agama turut menyelimuti halaman Gereja Rock Kota Mojokerto. Senyum bahagia pemberi dan penerima kian pekat membuat suasana berbagi kerukunan umat beragama kian pekat.

Ketua Panitia Kegiatan Gerakan Memberkati dan Peduli Kota (Gempita), Ps. Marnova Harison menyebut, kegiatan sosial ini sudah dijalankan oleh GBI Rock sejak tahun 1926 silam.

“Untuk Gempita, Gerakan Memberkati dan Peduli Kota ini kita ganti dengan generasi memberkati, dilakukan sejak tahun 1926,” kata dia, saat diwawancarai di lokasi, Sabtu (22/3/2025).

Senyum bahagia warga saat menerima bingkisan. (Ipul)

Pihak Gereja sengaja menyasar 5.000 rakyat miskin kota yang ada di 18 kelurahan, 3 kecamatan.

Perencanaan Pihak Gereja dalam mempersiapkan penyaluran parsel cukup matang. Sebab, GBI Rock berharap penerima manfaat harus benar-benar masyarakat miskin kota yang membutuhkan.

Bukan kali pertama, pihak gereja menggandeng pemerintah kelurahan hingga pemerintah kecamatan untuk melakukan pemetaan penerima manfaat.

Termasuk, cara pembagian kupon yang dijadikan syarat masuk ke dalam gereja mengambil bingkisan parsel.

“Harus tepat sasaran, beberapa hari sebelum kegiatan ini kami ada teknikal meeting sama pemerintah kelurahan dan kecamatan, jadi untuk pembagian kupon itu bisa tepat sasaran, ” jelasnya.

Marnova mengatakan, kegiatan ini hanya dilakukan menjelang Hari Raya Idulfitri. Bukan pada perayaan Natal atau Paska.

“Bersyukur Tuhan cukupkan semua ini, dan kegiatan ini pasti di Lebaran, bukan di perayaan Natal atau Paska, tapi pasti di Lebaran,” lanjutnya.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat hadir di GBI Rock. (Ipul)

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, kegiatan sosial GBI Rock ini juga mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

“Isiannya (parsel) ada kebutuhan pokok, biasanya kalau Lebaran itu kan harga naik ya, nah kami siapkan minyak goreng, beras, gula dan lain-lain,” ungkapnya.

Metode penyaluran bingkisan terbilang bagus, walau penerima manfaat sebanyak 5.000 orang, suasana tetap dalam kondusifitas penuh kerukunan.

Panitia dibantu TNI dan Polri mengarahkan warga penerima manfaat untuk tertib saat di lokasi. Di lain sisi, kupon yang dibagikan kepada penerima juga tak sama, ada perbedaan jam di tiap masing-masing kelurahan, sehingga tidak menimbulkan antrean panjang yang mengganggu sekitar.

“Cara pembagiannya kita bagi, jadi warna kuponnya tidak sama, kita bagi berdasarkan jam, yang berbeda, untuk tertib, selain kita dikawal aparat kita juga punya teknik ini, sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu untuk mencegah penumpukan,” bebernya.

Aturan pembagian kupon dan pengambilan bingkisan juga berdasarkan kesepakatan bersama. Peran pemerintah kelurahan juga andil dalam konteks ini.

“Mereka tidak boleh terlambat, jadi sesuai jadwal, kuponnya warnanya berbeda untuk jam dan kelurahan yang berbeda juga. Yang terlambat kita tolak karena kita sudah sepakati bersama kelurahan agar tepat waktu, disiplin, kita sepakati bersama,” urainya.

Marnova menandaskan, di tahun-tahun sebelumnya, tidak ada penurunan atau kenaikan jumlah penerima manfaat. Meski pihak GBI Rock berharap dan berdoa agar data masyarakat miskin kota terus menurun di tiap tahun.

Disinggung sumber anggaran yang dikeluarkan pihak GBI Rock pada kegiatan rutin tahunan ini, Marnova mengatakan sumber anggaran berasal dari swadaya jemaat gereja.

“Dari tahun sebelumnya juga sama 5.000, walau kita berdoa rakyat miskin kota ini tidak bertambah, seharusnya berkurang. Uangnya ini murni dari swadaya jemaat, murni jemaat,” tandasnya.

Kegiatan sosial yang dilakukan GBI Rock ini juga dihadiri oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Komandan Kodim 0815 Mojokerto dan Kapolres Mojokerto Kota. (Ipul)