Pupuk Mahal, Petani di Jombang Manfaatkan Limbah Kolam Ikan Lele

29
Afandi saat merawat tanaman padi. (Syaiful/memoexpos.co)

JOMBANG – Petani di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang manfaatkan limbah air bekas kolam ikan lele untuk pupuk tanaman.

Selain pupuk harganya relatif mahal dan jatah pupuk subsidi juga kurang maksimal, inovasi ini diyakini sebagai trobosan baru di dunia pertanian yang tidak hanya mengandalkan pupuk kimia.

“Air limbah ikan lele digunakan untuk menyiram tanaman, memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanpa menambah bahan kimia berbahaya,” kata Afandi petani saat diwawancarai di sawah Desa Temuwulan, Rabu (3/1/2025).

Dia mengaku tanaman padi yang dialiri air bekas kolam ikan hasilnya lebih bagus daripada yang tidak dialiri limbah ikan. Hal itulah yang menjadikan dirinya bersama petani lain memanfaatkan limbah ikan lele.

Pada musim tanam padi ini Afandi mengaku sama sekali tidak memakai pupuk kimia.

“Karena bersifat organik, selama masa tanam tidak menggunakan pupuk kimia maupun pestisida, melainkan hanya menggunakan air limbah ikan lele sebagai pupuk alami,” terangnya.

Senada diungkapkan oleh Heri Purnomo, seorang petani sekaligus pembudidaya ikan lele, sawah seluas 5 hektare dibelakang kolam ikan, disebut bisa melakukan tiga musim panen dalam setiap tahunnya.

“Kandungan nitrogen dalam air limbah berperan penting dalam proses fotosintesis dan pertumbuhan akar tanaman.Petani yang menggunakan air limbah ini melaporkan bahwa tanaman mereka menjadi lebih hijau, segar, dan tidak mudah menguning,” jelasnya.

Heri mengatakan proses fermentasi air limbah juga dapat dilakukan untuk mengurangi bakteri jahat dan patogen yang dapat merugikan tanaman.

Penggunaan air limbah sebagai pupuk organik cair membantu mengurangi pencemaran lingkungan yang sering terjadi akibat limbah budidaya ikan.

“Dengan memanfaatkan limbah, petani tidak hanya meningkatkan hasil pertanian tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan,” tandasnya.