Dugaan Pencabulan oleh Kepala Sekolah Terjadi di Jombang Hingga Ratusan Siswa Demo

497
Ratusan siswa demo tuntut Kepsek dan Ketua Yayasan mundur dari jabatannya. (memoexpos.co)

Jombang, memoexpos.co – Ratusan siswa  Madrasah Aliyah (MA) Darul Faizin yang berlokasi di Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang gelar aksi unjuk rasa, pada Rabu (13/11/2024).

Mereka menuntut Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah mundur dari jabatannya.

Mereka rela meninggalkan kegiatan belajar mengajar (KBM) hanya untuk menyampaikan aspirasi mereka terhadap Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah yang dinilai menyengsarakan.

Pantauan dilokasi, selain ratusan siswa, nampak para wali murid juga ikut serta melakukan aksi unjuk rasa mendampingi anak-anak mereka.

Juga nampak puluhan poster bernada protes dibawa oleh para siswa dan siswi, hal itu dinilai bentuk penyampaian aspirasi di negara demokrasi ini.

Sebelum menggelar aksi unjuk rasa di sekolah, mereka bersama melakukan long march dari tempat mereka berkumpul menuju sekolah.

Aksi ini ditengarai adanya sikap arogan Ketua Yayasan dan sikap diduga tak senonoh oknum Kepada Sekolah (Kepsek) jadi faktor ratusan peserta didik ini berunjuk rasa.

Seperti diketahui, Madrasah Aliyah (MA) Darul Faizin ini berdiri di bawah naungan YPPP (Yayasan Pondok Pesantren dan Pendidikan) Darul Faizin As-Syalafiyah.

Menurut salah satu siswa yang ikut berunjuk rasa, Muhammad Rifqi Adhim (17) dia mengatakan hanya satu tujuan siswa dan siswi ini berunjuk rasa, yakni menurunkan Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah.

“Tuntutan siswa, kami ingin menurunkan Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah. Ketua Yayasan memiliki sifat arogan dan Kepala Sekolah yang sering membuat hal tidak senonoh kepada siswi,” ucapnya saat diwawancarai awak media di lokasi aksi.

Rifqi menjabarkan, perilaku arogan Ketua Yayasan dan tindakan tidak senonoh Kepala Sekolah yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswinya.

“Seperti contoh memeluk, mencolek pinggang siswi atau bahkan hal-hal lain. Untuk Ketua Yayasan itu arogan. Pernah memukul siswa dengan tongkat hanya karena siswa itu menurutnya membuang sampah sembarangan,” katanya.

Menurut Rifqi, hal itu sudah berulang kali terjadi. Namun, para peserta didik hingga guru tidak ada yang berani untuk mengungkapkan.

Ia menambahkan, sebagai aksi protes, para siswa juga sempat mogok masuk sekolah selama satu hari.

“Kami juga dulu sempat mogok sekolah satu hari. Sebenarnya target kami satu Minggu, tapi karena ketahuan, jadi kami masuk lagi. Dan itu para guru yang disalahkan oleh Ketua Yayasan. Kami kasihan kepala guru-guru,” ujarnya.

Alhasil, aksi unjuk rasa ini pun terjadi sebagai bentuk kemarahan para siswa yang sudah memuncak. Para siswa juga berencana tidak masuk sekolah sampai Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah belum diganti.

“Kami tidak akan masuk sekolah dulu sebelum ketua Yayasan dan kepala sekolah ini diganti. Sampai kapan waktunya? Sampai keduanya diturunkan dari jabatannya,” jelasnya.

Sementara itu menurut Fitri (41) wali murid salah satu siswa yang ikut berunjuk rasa, mengatakan kecewa dengan pihak sekolah dan juga yayasan yang tidak memberikan contoh kepala peserta didik. Terlebih, adanya dugaan pelecehan yang terjadi.

“Muridnya itu dicolek-colek, ditepuk pundaknya. Bagaimana itulah tidak pantas, ada yang dilecehkan dan ada tindakan cabul seperti kata anak-anak tadi. Terus sama Ketua Yayasan itu juga tindakannya tidak pernah menunjukkan sikap akhlakul karimah. Kami sebagai wali murid juga merasa seperti itu karena untuk anak-anak kami ini tidak baik ujungnya,” ungkapnya.

Contoh perilaku Ketua Yayasan yang disebutnya tidak menunjukkan sikap Akhlakul Karimah itu seperti menantang siswa berkelahi dan memukul siswa.

“Seperti menantang muridnya, juga tidak menerima masukan dari wali murid, dari murid, juga terus menyandera guru. Kami para wali murid dan murid ini juga sempat ke penasihat sekolah. Namun, Ketua Yayasan tahu informasi itu, kalau kami wali murid bertemu pihak penasihat. Setelah itu ada guru ternyata yang disandera dan tidak boleh pulang dari sekolah,” bebernya.

Menurutnya tindakan seperti itu tidak pantas dilakukan oleh Ketua Yayasan. Jika nanti tidak ada solusi, pihaknya mungkin akan mengadukan hal ini ke dinas terkait.

“Saya hanya menyampaikan keluhan dari wali murid, semua ibu-ibu ini, karena anak-anak kita tidak berani menyampaikan ke Kepala Sekolah dan juga ke Ketua Yayasan. Tapi penyampaian semua itu tidak ada yang diterima. Sampai dilakukan demo hari ini itu karena usaha yang kami lakukan sudah mentok,” pungkasnya.

Terpisah, Ahmad Syiarrudin Ketua Yayasan Darul Faizin saat diwawancarai mengatakan bahwa persoalan yang terjadi hingga didemo siswanya itu bagian dari internal. “Ini bisa jadi evaluasi yang bagus, untuk Kepala Sekolah segera yayasan membuat evaluasi,” kata dia.

Pihaknya berjanji akan menampung aspirasi dan menggali data adanya dugaan asusila yang dilakukan Kepala Sekolah (Kepsek).

“Kami akan membentuk tim pencari fakta, apakah aspirasi yang disampaikan tadi aktual dan bisa dipertanggungjawabkan, kalau bisa terpenuhi maka dengan sadar kami berjanji akan memberikan tindakan yang sangat terarah dan terukur,” ungkapnya.

“Kami tidak ingin ini terjadi, kami berharap kalau itu terjadi ini yang rerakhir kali, tapi mudah-mudahan kami berharap tidak terjadi, kami akan terbuka,” pungkas dia.