Humas Menyapa RSUD Jombang Mengenal Penyakit Dalam Tuberkulosis Laten

29
dr Nurlela Damayanti, Sp.P (kanan) saat menjadi narasumber di program Humas RSUD Jombang Menyapa.

memoexpos.co – RSUD Jombang adakan dialog interaktif Humas Menyapa bertema mengenal penyakit dalam Tuberkulosis Laten dengan narasumber dr Nurlela Damayanti, Sp.P di RSUD Jombang, Senin (08/07/2024).

Dalam dialog interaktif tersebut dr Nurlela menjelaskan tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Gejala penyakit ini ditandai dengan batuk lebih dari dua minggu, nyeri dada, penurunan nafsu makan, berat badan menurun, dan berkeringat saat malam.

Lebih lanjut, dr Nurlela menuturkan ada jenis TBC yang tidak menimbulkan gejala atau disebut tuberkulosis laten. Kondisi itu terjadi manakala bakteri TBC masuk dalam tubuh yang ditularkan pasien TBC aktif melalui percikan dahak, namun terhalang sistem imun tubuh sehingga bakteri tersebut tidak berkembang.

“TBC laten adalah seseorang dimana pertahanan sistem tubuhnya itu tidak mampu mengeliminasi kuman TBC secara sempurna, tetapi dia mampu mengontrolnya jadi tidak ada gejala,” jelasnya.

Berbeda dengan TB paru dengan gejala batuk batk dahak, sesak, nyeri dada, badan lemah, kurang nafsu makan, BB turun, berkeringat malam hari tanpa aktivitas, sedangkan pada Tuberkulosis Laten ini tidak ada gejala sama sekali, thorak juga normal tetapi dari hasil pemerilsaan skintes mantoux tes didapatkan hasil yang positif.

Dokter spesialis paru itu memaparkan penyebab seseorang bisa mengalami TBC laten karena kontak dengan pasien TBC aktif tanpa memakai proteksi. Selanjutnya, daya tahan tubuh rendah, kondisi sirkulasi udara yang kurang baik, bahkan perilaku merokok berpotensi menjadi faktor risiko.

“Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa orang-orang dengan perokok baik itu perokok aktif maupun pasif dia berisiko tiga kali lebih tinggi untuk terkena TBC aktif dibandingkan orang yang tidak merokok,” ujarnya.

Kendati tidak bergejala, namun TBC laten katanya dapat menjadi aktif apabila tidak mendapatkan pengobatan. “Bahayanya orang dengan TBC laten bukan tidak mungkin dalam lima tahun sejak awal dia mulai terinfeksi, maka sebanyak lima sampai sepuluh persen dia berpotensi menjadi sakit TBC tergantung daya tubuh,” imbuhnya.

Dr Nurlela menyebut terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) sebagai program pemerintah untuk menuntaskan permasalahan TBC. Program itu memprioritaskan pada penderita HIV/AIDS, orang yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC aktif, dan kelompok rentan termasuk anak di bawah usia lima tahun.

Adapun kelompok rentan yang dimaksud  yaitu mereka yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) seperti pasien perawatan dialisis, pasien kanker, dan pasien transplantasi organ. Kemudian, kelompok masyarakat yang tinggal secara massal seperti asrama serta pengungsian.

Pada akhir, dr Nurlela mengatakan tuberkulosis laten hanya dapat dikendalikan dengan pemberian TPT untuk melindungi bakteri TBC agar tidak berkembang menjadi penyakit. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh. “Tetap jaga daya tahan tubuh dengan nutrisi yang bagus, kemudian olahraga dan istirahat yang cukup,” pesannya.

Bagi masyarakat yang hendak memeriksakan ke RSUD Jombang, pelayanan rawat jalan dapat diakses mulai hari Senin sampai Jum’at. Untuk pendaftaran mulai Senin – Kamis pukul 07.00 WIB – 12.30 WIB. Khusus hari Jumat pukul 07.00 WIB – 11.00 WIB.