memoexpos.co – Siapa sangka, inspirasi dari Bali sejak Tahun 2005 silam membuat Widodo (47) berhasil membuat kreasi produktif kerajinan pernak-pernik alat dapur berbahan bambu.
Tak tanggung-tanggung, kreasi pria asal Dusun Pucangrejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Jombang ini bisa menembus pasar luar negeri. Namun, sejak adanya pandemi Covid-19 yang terjadi sejak dua tahu lalu. Ia tak bisa lagi memasarkan produknya hingga pasar mancanegara.
“Produksi sejak Tahun 2005, terinspirasi dari pernak-pernik sovenir di wisata Bali,” ujar Widodo saat diwawancarai wartawan, Senin (8/5/2023).
“Sebelum pandemi dulu, pemasaran sampai ke Tiongkok, Belanda, Jerman dan Jepang,” sambungnya.
Dia menyebut, pendapatan saat sebelum pandemi perbulannya bisa capai Rp 25 juta sampai Rp 50 juta. Namun, saat ini jauh dibawah itu. Padahal, pandemi Covid-19 sudah lama berlalu.
“Sebelum Covid-19 dulu bisa Rp 25 juta sampai Rp 30 juta perbulan. Namun saat ini mencari omset Rp 3 juta saja kesulitan,” ungkapnya.
Dia merinci, kerajinan produk alat dapur yang dibuat ada banyak, meliputi sendok, garpu, pisau, centong, sutil dan alat dapur lainnya. Bahkan, ia menyesuaikan sesuai permintaan pemesan.
Bahan dasar bambu yang digunakan, kata Widodo semua diambil dari Kabupaten Jombang.
“Bahan dasarnya dari lokal Jombang kita membelinya bambu per pohon. Kalau jenis petung bisa capai Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per pohon. Sedangkan bambu ori harga sekitar Rp 15 ribu per pohon saat kita beli,” ungkapnya.
Sebelum menggeluti dunia kerajinan ini, Widodo mengaku sebelumnya merupakan sopir bus pariwisata.
“Salah satunya ya karena terinspirasi saat mengunjungi wisata-wisata itu saya membuat kerajinan ini,” pungkasnya.