memoexpos.co – Bisnis pakaian tidak ada matinya. Warga Jombang Tantri Kusuma Dewi (25) tahun membuktikan hal itu. Perempuan berparas manis asal Jalan Dewi Sartika, Desa Sengon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dalam sebulan bisa memproduksi sampai 20 baju, tergantung pesanan.
“Produksi 20 lebih tergantung tenaga pengerjaan dan pesanan,” kata Tantri yang kesehariannya juga mengajar di SMKN 2 Jombang itu.
Dirinya menerima pesanan menjahit baju khusus untuk busana pesta. Namun tidak menutup kemungkinan melayani jenis busana kerja, bridesmaid, beading dan coctail dress. Mengenai harga dari mulai minimal 250 ribu untuk busana dengan pengerjaan mudah dan minimal 700 ribu rupiah untuk busana dengan tingkat kerumitan dan model yang tidak mudah.
“Harga 250 ribu untuk model kebaya hanya untuk ongkos jahit sampai harga jutaan rupiah tergantung tingkat kerumitan,” katanya.
Untuk pengerjaan, jika busana dengan kerumitan dan model yang tidak biasa butuh waktu 2 sampai 3 minggu. Sementara untuk busana dengan pengerjaan mudah bisa dikerjakan selama 3 hari.
“Semua harga tergantung tingkat kerumitan dan model busana pengerjaan,” terangnya.
Usaha yang digeluti Tantri lebih melayani pembuatan busana sesuai pesanan konsumen. Konsumen menyediakan kain dan model yang diinginkan, pihaknya yang akan merangkai. Kalau pesan jadi gaun, harga pada kisaran 2 juta keatas.
“Bahkan ada yang sampai 5 juta, kebanyakan pelanggan dari Jombang sekitarnya, paling banyak Surabaya,” urainya.
Memulai usaha di tahun 2020 saat pendemi covid 19. Nmun permintaan dari konsumen justu lebih meningkat, sebab produksi busana tidak akan ada matinya.
“Meski covid-19 saya baru mendirikan usaha, tapi kalau baju tidak ada matinya, namun usai covid malah naik 50 persen, walaupun harganya segitu,” pungkasnya.