memoexpos.co – Pagelaran tari remo boletan yang diikuti 41.112 penari di Kabupaten Jombang berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan peserta terbanyak sekaligus sebagai kado hari jadi Pemerintah Kabupaten Jombang yang ke-112 tahun.
Persembahan puluhan ribu penari remo boletan khas Jombang itu dipusatkan di Alun-alun Kabupaten Jombang, di sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim dan lapangan Pemkab Jombang. Kemudian diikuti para pelajar di 40 titik satuan pendidikan dan di 19 wilayah koordinator pendidikan se-Kabupaten Jombang pada Selasa (11/10/2022).
Dengan tercatatnya tari remo boletan di rekor MURI, hal itu juga dapat memberikan perlindungan kekayaan budaya dan hak cipta untuk memberikan kepastian hukum.
Perwakilan Tim MURI Semarang, Sri Widayati menyampaikan, hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Jombang telah mengabadikan 13 prestasinya di museum rekor MURI, termasuk tari remo boletan.
“Pagelaran tari remo boletan yang baru saja kita saksikan ini merupakan budaya kearifan lokal yang harus terus kita hidupkan agar tidak melupakan jati diri bangsa. Spirit inilah yang ditanamkan Pemerintah Kabupaten Jombang serta Dinas Pendidikan untuk melestarikan, mengembangkan, mendokumentasikan, mempublikasikan uri-uri budaya khas Jombang untuk menambah harum nama Kabupaten Jombang di kancah Nasional maupun Internasional,” jelasnya
Diketahui pada tahun 2006 Kabupaten Jombang juga telah memecahkan rekor MURI dengan peserta tari remo sebanyak 1.389 peserta, namun berhasil ditumbangkan oleh UNESA pada Desember 2019 dengan 2.655 peserta.
Hari ini rekor itu kembali direbut Pemerintah Kabupaten Jombang yang berhasil menggelar tari remo boletan khas Jombang dengan jumlah peserta yang fantastis.
Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab menjelaskan, pemecahan rekor muri tari remo boletan ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Jombang untuk memperkenalkan tari remo pada generasi muda, memberikan apresiasi terhadap seni budaya dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah.
“Semoga ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Kabupaten Jombang kepada anak-anak kita, daripada anak-anak melestarikan budaya yang tidak selaras dengan Jombang dan juga menghindari hal-hal negatif. Untuk itu berilah anak-anak hal yang positif salah satunya adalah melestarikan budaya lokal yang ada di Kabupaten Jombang,” pungkasnya.