memoexpos.co – Desa Watudakon secara administrasi berada di wilayah Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang memiliki empat dusun, yakni Dusun Watudakon, Dusun Jungkir, Dusun Rembugwangi dan Dusun Jerukwangi.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Kepala Desa Watudakon Suharto, asal-usul nama Desa Watudakon ini diambil dari penemuan nenek moyang terdahulu, dengan adanya temuan sebuah batu yang bentuknya menyerupai dakon.
“Berdasarkan informasi turun temurun, masyarakat meyakini bahwa hari jadi Desa Watudakon tanggal 8 Agustus 1941, tanggal tersebut secara administrasi Watudakon menjadi desa, sehingga saat ini genap berusia 181 Tahun” terang Suharto kepada memoexpos.co, Jumat (5/8/2022).
Namun, wilayah Watudakon ini sebelumnya sudah ada sistem pemerintahan pada zaman kerajaan tempo dulu. Pada tanggal 8 Agustus 1830 wilayah ini dipimpin oleh Bekel atau Kepala Adat, sebagai pimpinan tertinggi di Watudakon.
Menurut Harto, sebelum dibabad oleh sesepuh desa, Desa Watudakon ini dulunya berupa hutan belantara. “Kemudian dibabad oleh Mbah Buyut Giyah yang makamnya berada di Dusun Rembugwangi,” tambahnya.
Dijelaskan olehnya, tiap dusun di Desa Watudakon ada sesepuh atau pembanad dusun masing-masing. “Dusun Jungkir dibabad oleh Mbah Buyut Mangun Djojo, Dusun Watudakon dibanad oleh Mbah Buyut Gantiyah makamnya di Dusun Watudakon dan Dusun Rembugwangi dibabad oleh Mbah Buyut Sodho, sedangkan Dusun Jerukwangi saat itu masih ikut Rembugwangi,” jelas Kades.
Suharto menyebut, luas wilayah Desa Watudakon adalah 408 hektar dengan jumlah penduduk 7.484 jiwa atau 2.378 KK.
Potensi di Desa Watudakon didominasi pertanian. Namun menurut leluhur terdahulu Pada zaman pemerintahan Belanda, Desa Watudakon ini merupakan wilayah penghasil sumber yudium, hal itu dibuktikan dengan adanya pabrik Kimia Farma yang berdiri sekitar 3 kilometer dari desa Watudakon.
Suharto menambahkan bahwa sumber yudium berada di Desa Watudakon, namun muaranya berada di Dusun Beluk, Desa Jombok. Dengan jarak sekitar 3 kilometer dari Desa Watudakon. Di Dusun Beluk inilah perusahaan farmasi terbesar di Indonesia berdiri.
“Batas Desa Watudakon sebelah utara yakni Desa Kesamben, sebelah selatan Desa Bakalan Kecamatan Sumobito, sebelah timur Desa Carangrejo, sebelah barat Desa Kedungmlati dan Desa Podoroto,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh memoexpos.co, para pejabat Bekel atau Kepala Adat sampai Kepala Desa (Kades) semenjak berdirinya wilayah Watudakon sampai Watudakon secara administrasi di sah kan menjadi desa adalah sebagai berikut :
1. Djais (1830-1841) sebagai Bekel
2. Ponidin (1841-1890) sebagai Bekel
3. Sardimin (1891-1900) sebagai Bekel
4. Soemandjojo (1900-1927) sebagai Bekel
5. Satir H Sholeh (1927-1942) sebagai Lurah
6. Terandi H Dachlan (1942-1974) sebagai Kepala Desa
7. Moch. Noerali, SH. (1975-1982) sebagai Kepala Desa
8. Drs. Taufik (1982-1992) sebagai Karteker
9. Kasdiyan (1993-2001) sebagai Kepala Desa
10. Wasis Eko Setyono, SE. (2001-2007) sebagai Kepala Desa
11. Kasdiyan (2008-2013) sebagai Kepala Desa
12. Ainun Najib (2013-2019) sebagai Kepala Desa
13. Suharto, S.Sos, ST. (2019-Sekarang) sebagai Kepala Desa.