Jombang, memoexpos.co – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Senen menyebut, sekolah dasar (SD) di Kabupaten Jombang yang kekurangan murid disebabkan sekolahan tersebut sudah dimerger dan berada di kawasan terpencil.
“Ketika SDN Jombang 1 dan SDN Jombang 2 dimerger, SDN 1 tidak ditempati untuk proses pembelajaran rata-rata memang tidak ada yang mendaftar,” ujar Senen saat diwawancarai memoexpos.co, Senin (11/7/2022).
Senen menyatakan, kekurangan murid secara keseluruhan banyak ditemukan dikawasan daerah terpencil. “Kalau SD kekurangan murid secara keseluruhan, kami yakin itu banyak di daerah-daerah terpencil, kalau diperkotaan insyaallah tidak ada,” imbuh dia.
Faktor lain, menurut Senen, kekurangan murid diperkotaan diprediksi karena adanya sekolah swasta, baik itu SDIT atau MI.
Menurut dia, Pemkab Jombang sudah merencanakan pemberlakuan sama antara sekolah negeri dengan sekolah swasta.
“Pemerintah sebenarnya sudah merencanakan, terkait dengan sekolah negeri dan sekolah swasta itu diperlakukan sama, tergantung dari pilihan orang tua sebenarnya,” tambah Senen.
Ia mengaku, kekurangan murid di Jombang ini merata, bahkan hal tersebut dialami oleh sekolah negeri maupun sekolah swasta, tren kekurangan siswa menjadi realitas yang harus dicari solusinya. “Baik SD Negeri maupun swasta, masih ada yang kekurangan siswa,” tukasnya.
Ia merinci, SD Negeri dengan pagu 14.672 di Jombang siswa yang sudah daftar sebanyak 9.102 siswa, jadi masih kekurangan 5.570 siswa
Sedangkan untuk SD swasta, menurut Senen, dari pagu sebanyak 1.686 siswa, yang sudah masuk tercatat sebanyak 1.219, kekurangannya ada 467 siswa.
Sementara, kekurangan pada pagu SMP Negeri di Jombang, menurut Senen tercatat sebanyak 100 siswa.
“Kalau SMP Negeri kita kurang 100 siswa, SMPN 2 Bareng kurang 4, SMPN 2 Jombang kurang 1 karena mengundurkan diri, SMPN 2 Mojowarno juga kurang 1 karena mengundurkan diri, SMPN 2 Wonosalam kurang 34, SMPN Satu Atap Jarak kurang 41, SMP Ngusikan kurang 2 dan SMPN Satu Atap Jipurapah kurang 17 siswa,” jelasnya.
Senen menjelaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait persoalan kekurangan siswa yang ada di Jombang. Kendati demikian Senen menyebut persoalan kekurangan siswa tersebut rata-rata karena sekolah yang masuk kawasan terpencil dan akses sarana prasarana yang kurang baik.
“Kita tetap melakukan evaluasi, apakah ini dari faktor sekolah, apakah faktor lain. Tapi rata-rata seperti Wonosalam dan Jipurapah itu memang kondisinya terpencil, akses jalan sarana prasarana juga menjadi pertimbangan,” pungkasnya. (Sy)