Nganjuk, memoexpos.co – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Nganjuk kian meluas.
Hingga saat ini, tercatat sedikitnya ada 700 hewan ternak sapi yang terjangkit PMK, dua diantaranya mati. Sapi yang mati diketahui berada di Desa Sonobekel, Tanjunganom dan Kelurahan Cangkringan, Nganjuk.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nganjuk Eko Ernanto menyebut, penularan PMK di Kabupaten Nganjuk begitu cepat lantaran para pedagang melakukan jual beli sapi secara online. “Kami sudah melakukan antisipasi penyebaran, dengan cara menutup pasar hewan namun banyak pedagang yang masih membeli sapi secara online dari luar daerah, hal ini yang menyebabkan sepatnya penyebaran PMK,” kata Yudi saat diwawancarai, Jum’at (3/6/2022) kemarin.
Yudi mengaku telah melakukan penutupan 2 pasae sapi dan 15 pasar kambing yang ada di Kabupaten Nganjuk.
“Upaya itu untuk menghambat penyebaran PMK, walau hal itu dianggap mengganggu distribusi daging di Kabupaten Nganjuk, apalagi menjelang Idul Adha,” tandasnya.
Selain melakukan penutupan pasar, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nganjuk secara intensif juga melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak. “Pemeriksaan dilakukan secara intensif baik kandang kecil maipun besar,” imbuhnya.
“Saat melakukan pengecekan di Kandang Tunas Brahman para dokter hewan menyebut dilokasi itu tidak ditemukan hewan ternak terjangkit PMK,” pungkasnya.