memoexpos.co – Pemerintah Provinsi bersama FORKOPIMDA Jawa Timur terus berupaya dan berkomitmen melakukan penanganan COVID-19 dari berbagai level. Mulai dari pencegahan yakni dengan edukasi bermasker di seluruh kabupaten/kota, menegakkan Perda dan Pergub dengan operasi Yustisi, meningkatkan kapasitas testing, tracing agresif pada kluster baru. Hingga penambahan bed isolasi yang masif untuk treatment pasien COVID-19.
Dalam menyampaikan edukasi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi oleh Penyintas COVID-19 dari RS Lapangan Indrapura. Para Penyintas ini bisa memberikan edukasi yang efektif karena mereka merasakan dampak COVID-19 secara nyata. Sehingga pesan pesan yang mereka sampaikan adalah benar-benar dari hati dan pengalaman pribadi.
“Edukasi bermasker rutin dilakukan setiap minggu, kami sudah berkeliling ke Kota Surabaya, Sidoarjo, Tulungagung, Bojonegoro dan Malang Raya. Minggu lalu kami juga turut melakukan edukasi terkait penggunaan masker bersama para Penyintas COVID-19. Kami menghimbau supaya masyarakat menggunakan masker yang benar, minimal masker kain 3 lapis. Apabila sudah terlanjur punya scuba, maka dua masker scuba bisa dilapisi dengan tissue sehingga menjadi tiga lapis” ujar gubernur perempuan pertama di Jatim ini di Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (22/9).
Kesembuhan meningkat, Angka Rata- Rata Positiv Menurun
Terkait testing di Jatim, Gubernur Khofifah menjelaskan, juga terus ditingkatkan. Per hari ini, Selasa (22/9) telah ada 933.082 test rapid telah dilakukan dan 288.304 test PCR. Angka rapid ini merupakan yang tertinggi di Indonesia. Sedangkan test PCR dalam periode Mei – September 2020 Jatim merupakan provinsi dengan test PCR tertinggi kedua di Indonesia setelah Jakarta. Sebelumnya, Positivity Rate mingguan di Jatim per bulan Juli sempat mencapai 31%, per minggu ini positivity rate sudah turun menjadi 16%.
“Alhamdulillah, kurva jumlah testing PCR harian di Jawa Timur terus konsisten naik. Kenaikan jumlah tes ini juga diikuti dengan penurunan positivity rate. Ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan testing dan isolasi mulai membuahkan hasil,” kata Khofifah.
Lebih lanjut disampaikan Mantan Mensos RI ini, terkait treatment, Jatim hingga saat ini menjadi provinsi dengan kesembuhan tertinggi di Pulau Jawa. Per selasa sore ini kesembuhan telah mencapai 82,04% setara dengan 33.978 orang jauh diatas rata- rata nasional yang tercatat 72,9 persen pada selasa (22/9) sore . Saat ini pasien konfirmasi yang dirawat di Jatim sebanyak 4424 pasien setara 10,68 persen. Jumlah Bed isolasi juga tercatat tertinggi di Indonesia yakni 6.611 bed dan ICU sebanyak 860 bed.
“Jatim saat ini sangat agresif dalam menambahkan bed isolasi, bulan Maret kami hanya memiliki 44 RS Rujukan dengan 565 bed, saat ini sudah ada 127 RS Rujukan dengan 6611 bed. Saat ini kami juga telah merawat 2157 dengan kesembuhan 1994 pasien dan meninggal nol persen yang dirawat di RS Darurat Lapangan Indrapura, dan untuk Malang Raya saat ini sedang kami siapkan RS Darurat Lapangan direncanakan 306 tempat tidur, dengan menggunakan gedung Polkesma,” jelasnya.
“Optimalisasi pengobatan juga akan dilakukan dengan mengacu kepada pedoman yang tersrandar oleh Kemenkes dan organisasi profesi. Selanjutnya, untuk mencegah obat yang habis, early warning system akan dikembangkan guna memastikan kebutuhan obat cukup untuk menurunkan kematian di ICU isolasi,” tegasnya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan, untuk mitigasi resiko COVID-19 pada tenaga medis, Pemprov Jatim bersama Satgas Kesehatan BNPB akan menyiapkan fasilitas penginapan bagi dokter dan nakes yang berdinas di RS Rujukan dan memastikan nutrisinya tercukupi.
“Nakes juga diharapkan untuk selalu memperhatikan patient safety dengan memperhatikan jam kerja supaya tidak kelelahan dan tidak terjadi human error. Swab kepada tenaga kesehatan khususnya yang merawat COVID-19 langsung juga harus dilakukan rutin. Selanjutnya, Rekrutmen relawan nakes khususnya tenaga yang baru lulus juga di pertimbangkan guna meringankan beban nakes,” pungkasnya. Siaran pers humas Jatim. (Bay)