memoexpos.co – Rombongan orang tua yang tergabung dalam Forum silaturahmi orang tua sayang anak (FOROSA) melakukan aksi unjuk rasa di depan halaman kantor dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Jum’at (28/09/20).
Masa yang terdiri dari ibu-ibu tersebut mengeluhkan kendala pembelajaran Daring (dalam Jaringan) yabg menjadikan anak tidak terkontrol belajarnya serta menjadi lebih manja. Aksinya mereka mendesak pemerintah melalui Disdikbud Kabupaten Jombang untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar ditengah masa pademi COVID-19 dengan sesuai Protokol kesehatan.
Ajeng salah satu perwakilan dari FOROSA mengatakan, “Kendalanya yang pertama mereka tidak akan minta belajar malah minta mainan, selain itu pembelajaran kalau dengan orang tua pasti dia manja ndak akan manut, ndak akan melakukan apa yang diperintahkan sama orang tua, itu untuk usia dini.”
Senada dengan Jeffi anggota FOROSA, ia menyampaikan, perasaannya sebagai mama mama atau wali murid, “Kita hanya menyalurkan perasaan mama-mama atau kami wali murid yang merasakan bahwa anak kami kok malah mengalami penurunan, hafalan anak saya ituloh hilang semua mas”. Keluhnya
Menurutnya sekolah memang harus tatap muka karena Jeffi beranggapan bahwa kasih sayang seorang guru dalam mendidik siswa di sekolahan berbeda dengan para orang tua di rumah. “penyampaian bu guru, kasih sayangnya bu guru Ke anak-anak itukan nggak bisa dilewatkan ibunya di rumah iniloh nggak punya kekuatan seperti bu guru.
Sementara itu kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang yakni Agus Purnomo ketika dikonfirmasi menjelaskan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tetap taat pada perundang-undangan dan tututan belum bisa dilaksanakan.
“Dalam tataran pelaksanaannya tentunya kita harus selalu taat pada koridor tentang perundang-undangan yang berlaku disitu ada keputusan 4 menteri yang mengharuskan bahwa pembelajaran tatap muka itu dilaksanakan pada saat kabupaten kota itu sudah berzona kuning,” terang Agus Purnomo
Ia kemudian mencoba memberikan penjelasan sementara terkait waktu pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan, “untuk masa kebiasaan baru itu paling cepat bahwa sekolah menengah itu pembelajaran tatap muka dilaksanakan pada bulan September, dan paut dilaksanakan pada bulan Desember, saya sampaikan semua itu alhamdulillah wali murid semua sudah mengerti.” Ujarnya
Agus Purnomo kembali menegaskan bahwa belum bisa mengabulkan tuntutan para orang tua siswa/wali murid yang menginginkan pembelajaran tatap muka dilaksanakan, pihaknya akan tetap patuh sesuai regulasi yang ada saat ini.
“Selain itu apa yang menjadi ketentuan perundang-undangan tetap harus kita laksanakan dengan baik, dengan harapan anak-anak didik kita yang usianya masih dini betul-betul bisa terjaga dari COVID-19, untuk tuntutan belum saya laksanakan karena harus ada aturan yang kita tegakkan.” tegasnya (bay)