Caption foto : kumpulan sampah yang tampak beresakan dan berbau
memoexpos.co – Jombang Beriman, sebuah jargon Kabupaten dengan label Bersih Indah dan Nyaman kembali dipertanyakan, Kabupaten peraih piala adipura saat ini dicengangkan dengan fakta tumpukan sampah yang berserakan di belakang Kantor Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang, Desa Sumbermulyo Jogoroto Jombang. Sesuai pantauan memoexpos.co pada senin (2/3/2020), sampah tersebut sangat meresahkan, selain menganggu pengguna jalan lantaran mempunyai bau busuk, hal itu juga menganggu pemandangan dan bisa timbulkan penyakit.
Fuad, Kepala Desa Sumbermulyo saat dikonfirmasi terkait tumpukan sampah di wilayahnya, mengaku sangat resah, karena yang membuang sampah di wilayahnya bukan hanya warga Sumbermulyo saja, bahkan yang mempunyai lahan disebelahnya ikut terkena dampak luberan sampah, hal itu dikarenakan belum dibangunnya TPS (Tempat Pembuangan Sampah) dan tangki sampah.
“Betul, itu adalah wilayah kami (Sumbermulyo), tumpukan sampah berserakan itu sangat meresahkan, yang membuang disitu bukan warga sumber saja, saking banyaknya lahan disebelahnya juga terkena dampak, itu karena belum ada TPS tangki sampah”. Jelas Fuad.
Pihak Desa bersama Masyarakat, tambah Fuad sudah lakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, terkait pembangunan TPS yang berada di tanah kas Desa Sumbermulyo tersebut.
“Kemarin sudah ada rapat koordinasi di Dinas Lingkungan Hidup, sebelum itu kami juga lakukan musyawarah desa, itu sudah saya sampaikan, kalau berbicara lahan, sebenarnya sudah siap, Desa Sumbermulyo sudah sepakat untuk memberikan lahan untuk tempat pembuangan sampah di lokasi itu” tambahnya.
Terpisah dengan itu, Ahmad Rofiq Kepala Bidang Pengelolahan Sampah dan RTH, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang berikan jawaban terkait sampah yang ada di belakang Kantor Dinas PUPR Desa Sumbermulyo, Pihak DLH bersama forum OPD sudah lakukan koordinasi atas aduan keresahan itu dan sudah diterimah oleh DLH, pihaknya berharap, Bapeda Kabupaten berikan tambahan anggaran untuk atasi sampah yang berada di jalur ramai pengguna jalan tersebut.
“Kemarin forum OPD sudah lakukan koordinasi terkait laporan itu, kemarin juga dihadiri Bapeda, semoga dari Bapeda ada tambahan anggaran untuk hal itu, memang kurang sedap kalau dilihat, karena jalur itu jalur ke kota, dari peterongan dan jogoroto” jelasnya.
Di Kabupaten Jombang lanjut Ahmad Rofiq, belum ada green dsain pengelolaan sampah secara menyeluruh, mulai dari masyarakat desa sampai ke perkotaan dan TPA, dari hulu sampai hilir belum berjalan semua, isu sampah merupakan isu besar, bahkan bisa kalahkan isu tentang insfratuktur.
“Hari selasa (3/3) besok, kita akan lakukan pembahasan terkait hal itu, Isu sampah merupakan permasalahan besar, bahkan bisa kalahkan isu insfratuktur” tambahnya.
Jombang sebenarnya sudah punya kebijakan strategis rencana daerah terhadap pengurangan dan penanganan sampah, kalau pengurangan hampir 30% harus tercapai, kalau penanganan pencapaiannya harus sampai 70%.
“Dari total jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Jombang, sampah yang dihasilkan per harinya sekitar hampir 500 ton dan yang masuk TPA hanya kisaran 100 Ton, sisa yang lain itu yang masih belum terurus, kita masih membuat konsep kalau berbicara penanganan sampah bukan hanya di DLH saja, karena pada prinsipnya mulai dari OPD sampai masyarakat semuanya menjadi penghasil sampah. Inilah kedepan yang akan kita rumuskan” pungkas Rofiq.(syaif)